A.
Tujuan
[kembali]
- Untuk
dapat membuat rangkaian aplikasi gabungan sensor Infrared dan PIR
- Untuk
mengetahui prinsip kerja gabungan sensor Infrared dan PIR
B.
Alat
dan Bahan
[kembali]
1.
Baterai
adalah sebuah alat yang dapat merubah energi kimia yang
disimpannya menjadi energi Listrik yang dapat digunakan oleh suatu perangkat
Elektronik.
2.
Resistor
Digunakan untuk menghambat arus agar tidak terlalu besar.
3.
Alternator/
Vsine
adalah peralatan elektromekanis yang mengkonversikan energi
mekanik menjadi energi listrik arus
bolak-balik.
4.
Relay
adalah sebuah komponen elektronika yang berupa saklar atau
swich.
5.
Diode
sebagai penyearah
dalam Rangkaian Elektronika.
6.
Motor
AC
adalah jenis motor listrik yang
bekerja menggunakan tegangan AC (Alternating Current).
spesifikasi Motor DC |
7.
Transformator
yaitu sebuah
alat yang memindahkan tenaga listrik antar 2 buah rangkaian atau lebih melalui
induksi elektromagnetik.
transformator |
8.
LED
Sebagai indikator (Penanda Motor
Hidup)
9.
Sensor
Infrared
adalah komponen elektronika yang dapat mengidentifikasi
cahaya infra merah.
Spesifikasi :
- Tegangan kerja 3-5 V DC
- Konsumsi arus pada 3,3V = 23 mA dan pada 5V = 43mA
- Ukuran board 3.2 x 1,4cm
- Lubang sekrup 3mm
10. Sensor PIR (Passive
Infra Red)
merupakan sensor yang digunakan untuk mendeteksi adanya
pancaran sinar infra merah dari suatu object.
Spesifikasi:
- Input Voltage: DC 4.5-20V
- Static current: 50uA
- Output signal: 0,3V (Output high when motion detected)
- Sentry Angle: 110 degree
- Sentry Distance: max 7 m
- Shunt for setting overide trigger: H - Yes, L - No
11. Ground
Berfungsi sebagai penghantar
arus listrik langsung ke bumi atau tanah.
C.
Dasar
Teori
[kembali]
1.
Baterai
Baterai atau elemen kering adalah salah satu
alat listrik yang berfungsi sebagai penyimpan energi listrik dan mengeluarkan
tegangan dalam bentuk listrik sebagal sumber tegangan). Simbol baterai pada
suatu rangkaian listrik dengan tegangan DC atau rangkaian elektronika.
Baterai terdiri dari Terminal Positif(
Katoda) dan Terminal Negatif (Anoda) serta Elektrolit yang berfungsi sebagai
penghantar. Output Arus Listrik dari Baterai adalah Arus Searah atau disebut
juga dengan Arus DC (Direct Current).
Pada umumnya, Baterai terdiri dari 2 Jenis
utama yakni:
•
Baterai Primer (single use battery)
adalah
baterai yang hanya dapat digunakan sekali menggunakan reaksi kimia yang tidak
dapat dibalik (irreverable reaction). pada umumnya dijual adalah bateral yang
bertegangan istrik 1,5 volt.
•
Baterai Sekunder (rechargeable battery)
adalah
baterai yang dapat di ulang menggunakan reaksi kimia yang bersifat dapat
dibalik (reversible reaction) blasaliya digunakan pada telepon genggam.
Bateral sebagai alat
untuk menyimpan energi listrik sekaligus sumber tegangan (Catu daya DG) tentu
saja juga memiliki nilai hambatan atau resistansi. nilai hambatan tersebut
dapat diketahui dengan cara melakukan pengukuran arus dan tegangan pada catu
daya tersebut.
Dengan data pengukuran
tegangan dan arus maka tabel daya dapat dia dengan menggunakan persamaan berikut:
P = V x I
Keterangan :
P = Daya (W)
V = Tegangan yang terukur (V)
I = Arus yang terukur (I)
2.
Resistor
Resistor adalah
komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat atau membatasi aliran
listrik yang mengalir dalam suatu rangkain elektronika. Resistor bersifat
resistif dan termasuk salah satu komponen elektronika dalam kategori komponen
pasif. Satuan atau nilai resistansi suatu resistor di sebut Ohm dan dilambangkan
dengan simbol Omega (Ω). Sesuai hukum Ohm bahwa resistansi berbanding terbalik
dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Selain nilai resistansinya
(Ohm) resistor juga
memiliki nilai yang lain seperti nilai toleransi dan kapasitas daya yang mampu
dilewatkannya.
Resistor
merupakan salah satu komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk
membatasi arus yang mengalir pada suatu rangkaian dan berfungsi sebagai teminal
antara dua komponen elektronika. Tegangan pada suatu resistor sebanding dengan
arus yang melewatinya (V = I.R). Umumnya terdapat 4 Gelang di tubuh
Resistor, tetapi ada juga yang 5 Gelang.
Gelang warna Emas dan Perak biasanya
terletak agak jauh dari gelang warna lainnya sebagai tanda gelang terakhir.
Gelang Terakhirnya ini juga merupakan nilai toleransi pada nilai Resistor yang
bersangkutan.
Cicin warna yang terdapat pada
resistor terdiri dari 4 ring 5 dan 6 ring warna. Dari cicin warna yang terdapat
dari suatu resistor tersebut memiliki arti dan nilai dimana nilai resistansi
resistor dengan kode warna yaitu :
1.
Resistor 4 gelang warna
Maka
cincin ke 1 dan ke 2 merupakan digit angka, dan cincin kode warna ke 3
merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warnake 4 menunjukan nilai
toleransi resistor.
2.
Resistor 5 gelang warna
Maka
cincin ke 1, ke 2 dan ke 3 merupakan digit angka, dan cincin kode warna ke 4
merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warna ke 5 menunjukan nilai
toleransi resistor.
3.
Resistor 6 gelang warna
Resistor
dengan 6 cicin warna pada prinsipnya sama dengan resistor dengan 5 cincin warna
dalam menentukan nilai resistansinya. Cincin ke 6 menentukan coefisien
temperatur yaitu temperatur maksimum yang diijinkan untuk resistor tersebut.
Toleransi resistor merupakan perubahan nilai resistansi dari nilai yang
tercantum pada badan resistor yang masih diperbolehkan dan dinyatakan resistor
dalam kondisi baik. Toleransi resistor merupakan salah satu perubahan
karakteristik resistor yang terjadi akibat operasional resistor tersebut.
Nilai toleransi resistor ini
ada beberapa macam yaitu resistor dengan toleransi kerusakan 1% (resistor 1%),
resistor dengan toleransi kesalahan 2% (resistor2%), resistor dengan toleransi
kesalahan 5% (resistor 5%) dan resistor dengan toleransi 10% (resistor 10%).
3.
Alternator/
Vsine
Alternator
merupakan salah satu komponen-komponen sistem pengisian kendaraan. Alternator
memiliki peran yang sangat penting pada sistem pengisian yaitu untuk
menghasilkan tegangan dan arus listrik yang nantinya digunakan untuk mengisi
(mencharger) baterai (aki/ accu).
Alternator
berfungsi untuk merubah energi mekanik (gerak) menjadi energi listrik. Listrik
yang dihasilkan oleh alternator berbentuk listrik AC (bolak-balik). Untuk
merubah arus AC menjadi DC, maka pada alternator dilengkapi komponen penyearah
arus yaitu diode (rectifier). Diode ini menjadi satu di dalam alternator.
Pada alternator terdapat empat buah terminal yaitu terminal B, E,
F dan terminal N.
•
Terminal B merupakan terminal output tegangan
alternator yang nantinya dihubungkan ke baterai untuk pengisian arus dan juga
dihubungkan ke terminal B regulator untuk mengatur arus pengisian.
•
Terminal F alternator berhubungan dengan sikat
positif dan rotor coil, serta terhubung dengan terminal F regulator.
•
Terminal N alternator terhubung dengan netral
stator coil, serta terhubung dengan terminal N regulator.
•
Sedangkan terminal E alternator terhubung
dengan sikat negatif dan rotor coil, serta terhubung dengan terminal E
regulator. Terminal E juga dihubungkan dengan bodi atau rangka alternator yang
nantinya bodi alternator dihubungkan dengan terminal negatif baterai (aki/
accu)
4.
Relay
Relay merupakan
komponen elektronika electromechanical yang berbentuk dalam sebuah saklar atau
switch yang beroperasi dalam listrik yang terdiri dari dua bagian yaitu Coil yang
disebut (elektromagnetik) dan komponen kontak switch atau saklar yang disebut
mekanik.
Relay juga memiliki 4 fungsi saat di aplikasikan kedalam
rangkaian elektronika.
1. Fungsi relay
saat berada di rangkaian elektronika adalah untuk mengendalikan sirkuit listrik
yang bertegangan tinggi dengan memanfaatkan bantuan signal tegangan rendah.
2. Untuk
mengendalikan logic function atau menjalankan fungsi logika.
3. Memberi
fungsi waktu jeda atau function time delay.
4. Untuk
melindungi komponen motor dan komponen lain dari konslet atau kelebihan
tegangan yang diakibatkan hal tertentu.
Ada 2 jenis kontak point dari
Relay
1. NC (Normally
Close) merupakan kondisi awal sebelum relay diaktifkan dan posisi berada dalam
keadaan tertutup (close).
2. NC (Normally
Open) merupakan kondisi awal sebelum relay diaktifkan dan posisi berada dalam
keadaan terbuka (open).
Relay di atas menggambarkan, iron
core (sebuah besi) yang dililit oleh sebuah kumparan coil difungsikan
mengendalikan besi iron core tersebut. Saat kumparan diberi arus listrik maka
yang terjadi akan menimbulkan gaya elektromagnet yang selanjutnya akan menarik
armature untuk pindah yang sebelumnya NC akan menjadi NO menjadikan saklar
tersebut menghantarkan arus listrik di posisi NO. dan posisi armature yang
sebelumnya NC akan menjadi terbuka (OPEN) yang artinya tidak terhubung. Saat
sudah tidak digunakan dan tidak diberi aliran listrik maka armature tersebut
akan kembali lagi ke posisi awal NC (Normaly Close) yang artinya tertutup.
Sebuah coil yang dipakai untuk menarik contack point dari terbuka menjadi
tertutup atau sebaliknya hanya membutuhkan arus listrik yang kecil.
5.
Diode
Diode (diode) adalah komponen elektronika aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor dan mempunyai fungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Berikut ini adalah
fungsi dari dioda antara lain:
• Untuk alat sensor panas, misalnya
dalam amplifier.
• Sebagai sekering(saklar) atau pengaman.
• Untuk rangkaian clamper dapat memberikan tambahan partikel DC untuk sinyal AC.
• Untuk menstabilkan tegangan pada
voltage regulator
• Untuk penyearah
• Untuk indikator
• Untuk alat menggandakan tegangan.
• Untuk alat sensor cahaya, biasanya
menggunakan dioda photo.
Karakteristik dioda:
•
Dioda
bias maju
Untuk memberikan tegangan luar menuju terminal dioda.
Pada saat anoda (+) terhubung ke kutup positif pada baterai dan katoda (-)
terhubung ke kutub negatif pada baterai, maka akan mengakibatkan bias maju atau
forward bias.
•
Dioda
bias mundur
Pada saat anoda (+) dihubungkan ke kutup negatif dan katoda (-)
dihubungan ke kutup positif jadi jumlah arus yang mengalir pada rangkaian bias
mundur akan lebih kecil.
6.
Motor
AC
Motor Ac adalah
sebuah motor lisatrik yang digerakkan oleh alternating current atau arus bolak
balik (AC). umumnya, motor AC terdiri dari dua komponen utama yaitu stator dan
rotor. Motor arus bolak-balik diklasifikasikan berdasarkan prinsip
pengoperasian sebagai motor induksi dan motor sinkron.
Keistimewaan umum dari semua motor ac adalah
medan-magnet putar yang diatur dengan lilitan stator. Konsep ini dapat
diilustrasikan pada motor tiga-fase dengan mempertimbangkan tiga kumparan yang
diletakkan bergeser 120o listrik satu sama lain. Masing-masing
kumparan dihubungkan dengan satu fase sumber daya tiga-fase (Gambar 7-1).
Apabila arus tiga-fase melalui lilitan tersebut, terjadi pengaruh medan-magnet
berputar melalui bagian dalam inti stator. Kecepatan medan-magnet putar
tergantung pada jumlah kutub stator dan frekuensi sumber daya. Kecepatan itu
disebut kecepatan
sinkron. yang ditentukan dengan rumus:
Karakteristik motor ac:
•
Harga lebih murah.
•
Pemeliharaannya lebih mudah.
•
Ada berbagai bentuk displai untuk berbagai lingkungan
pengoperasian.
•
Kemampuan untuk bertahan pada lingkungan pengoperasian yang
keras.
•
Secara fisik lebih kecil dibandingkan dengan motor dc dari
HP yang sama.
•
Biaya perbaikan lebih murah.
•
Kemampuan untuk berputar pada kecepatan di atas ukuran
kecepatan kerja yang tertera di nameplate.
7.
Transformator
Transformator, atau
kerap disebut dengan ‘trafo’, merupakan suatu alat listrik yang dapat
memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik
ke rangkaian listrik yang lain melalui suatu gandengan
magnet yang berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Secara
umum, trafo terdiri atas beberapa bagian, yaitu: bagian utama trafo, bagian
supporting, dan juga peralatan proteksi.
Sedangkan bagian
utama trafo terdiri dari inti besi, kumparan primer dan kumparan sekunder:
Prinsip kerja dari
trafo melibatkan bagian-bagian utama pada trafo, yaitu: kumparan primer,
kumparan sekunder dan inti trafo. Kumparan tersebut mengelilingi inti besi
dalam bentuk lilitan. Apabila kumparan pada sisi primer trafo dihubungkan
dengan suatu sumber tegangan bolak-balik sinusoidal (Vp), maka akan mengalir arus bolak-balik yang juga sinusoidal (Ip) pada kumparan tersebut. Arus bolak-balik ini akan
menimbulkan fluks magnetik (Ф) yang sefasa dan juga sinusoidal di sekeliling
kumparan. Akibat adanya inti trafo yang menghubungkan kumparan pada sisi primer
dan kumparan pada sisi sekunder, maka fluks magnetik akan mengalir bersama pada
inti trafo dari kumparan primer menuju kumparan sekunder sehingga akan membangkitkan
tegangan induksi pada sisi sekunder trafo:
Dimana :
Vs = tegangan induksi pada sisi sekunder
Ns = jumlah belitan pada sisi sekunder
dФ/dt = perubahan fluks terhadap waktu
Setiap trafo juga
memiliki suatu besaran yang dinamakan perbandingan transformasi (a), untuk
menunjukkan perbandingan lilitan atau perubahan level tegangan dan arus pada
sisi primer dan sekunder yang ditransformasikan pada trafo tersebut. Berikut
perumusannya:
8.
LED
Light Emitting Diode atau sering disingkat
dengan LED adalah komponen elektronika yang dapat memancarkan cahaya
monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang
terbuat dari bahan semikonduktor.
Cara kerjanya pun hampir sama dengan Dioda
yang memiliki dua kutub yaitu kutub Positif (P) dan Kutub Negatif (N). LED
hanya akan memancarkan cahaya apabila dialiri tegangan maju (bias forward) dari
Anoda menuju ke Katoda. Terminal anoda adalah kaki yang lebih panjang sedangkan
tterminal katoda memiliki kaki lebih pendek.
Masing-masing warna LED (Light
Emitting Diode) memerlukan tegangan maju (Forward Bias) untuk dapat
menyalakannya.
9.
Sensor
Infrared
Infra red (IR)
detektor atau sensor infra merah adalah komponen elektronika yang dapat
mengidentifikasi cahaya infra merah (infra red, IR).
Ketika pemancar IR memancarkan radiasi, ia
mencapai objek dan beberapa radiasi memantulkan kembali ke penerima IR.
Berdasarkan intensitas penerimaan oleh penerima IR, output dari sensor
ditentukan.
Prinsip kerja
rangkaian sensor infrared berdasarkan pada gambar 2. Adalah ketika cahaya infra
merah diterima oleh fototransistor maka basis fototransistor akan mengubah
energi cahaya infra merah menjadi arus listrik sehingga basis akan berubah
seperti saklar (swith closed) atau fototransistor akan aktif (low) secara
sesaat seperti gambar 3:
Grafik respon sensor infrared
Grafik menunjukkan hubungan antara
resistansi dan jarak potensial untuk sensitivitas rentang antara pemancar dan
penerima inframerah. Resistor yang digunakan pada sensor mempengaruhi
intensitas cahaya inframerah keluar dari pemancar. Semakin tinggi resistansi
yang digunakan, semakin pendek jarak IR Receiver yang mampu mendeteksi sinar IR
yang dipancarkan dari IR Transmitter karena intensitas cahaya yang lebih rendah
dari IR Transmitter. Sementara semakin rendah resistansi yang digunakan,
semakin jauh jarak IR Receiver mampu mendeteksi sinar IR yang dipancarkan dari
IR Transmitter karena intensitas cahaya yang lebih tinggi dari IR Transmitter.
10. Sensor PIR
Sensor PIR merupakan
sensor yang dapat mendeteksi pergerakan, dalam hal ini sensor PIR banyak
digunakan untuk mengetahui apakah ada pergerakan manusia dalam daerah yang
mampu dijangkau oleh sensor PIR. Sensor ini memiliki ukuran yang kecil, murah,
hanya membutuhkan daya yang kecil, dan mudah untuk digunakan.
Pada umumnya sensor
PIR dibuat dengan sebuah sensor pyroelectric sensor (seperti yang
terlihat pada gambar disamping) yang dapat mendeteksi tingkat radiasi infrared.
Segala sesuatu mengeluarkan radiasi dalam jumlah sedikit, tapi semakin panas
benda/mahluk tersebut maka tingkat radiasi yang dikeluarkan akan semakin besar.
Sensor ini dibagi menjadi dua bagian agar dapat mendeteksi pergerakan bukan rata-rata dari
tingkat infrared. Dua bagian ini terhubung satu sama lain sehingga jika
keduanya mendeteksi tingkat infrared yang sama maka kondisinya akan LOW namun
jika kedua bagian ini mendeteksi tingkat infrared yang berbeda (terdapat
pergerakan) maka akan memiliki output HIGH dan LOW secara bergantian.
Bagian-bagian dari
sensor PIR yang perlu untuk diketahui:
• Pengatur
Waktu Jeda : Digunakan untuk mengatur lama pulsa high setelah
terdeteksi terjadi gerakan dan gerakan telah berahir. *
• Pengatur
Sensitivitas : Pengatur tingkat sensitivitas sensor PIR *
• Regulator
3VDC : Penstabil tegangan menjadi 3V DC
• Dioda
Pengaman : Mengamankan sensor jika terjadi salah pengkabelan VCC
dengan GND
• DC
Power : Input tegangan dengan range (3 – 12) VDC
(direkekomendasikan menggunakan input 5VDC).
• Output
Digital : Output digital sensor
• Ground :
Hubungkan dengan ground (GND)
• BISS0001 : IC Sensor PIR
• Pengatur
Jumper : Untuk mengatur output dari pin digital.
Berikut spesifikasi
sensor PIR pada umumnya:
• Bentuk :
Persegi
• Output :
Pulsa digital HIGH (3V) ketika mendeteksi pergerakan dan LOW ketika tidak ada
pergerakan.
• Power Supply : 5V-12V
• Rentang
Sensitivitas : Sampai dengan 6 meter sebagaimana gambar berikut
11. Ground
Ground adalah suatu sistem instalasi listrik untuk melepaskan
muatan listrik berlebih dengan cara mengalirkannya ke tanah. Ground betujuan
sebagai pelindung terhadap penggunaan peralatan listri pada saat terjadi
hal-hal berikut:
•
Kebocoran
arus listrik
•
Terjadinya
induksi tegangan listrik
•
Isolasi
yang kurang baik
•
Melindungi
dari listrik statis
•
Melindungi
dari tegangan tinggi khususnya petir
•
Sebagai
acuan pengukuran tegangan
D.
Prosedur
Percobaan
[kembali]
Ketika testpin sensor IR berlogika 1, tegangan keluar dari output sensor lalu menuju relay lalu masuk ke trafo. Tegangan dari alternator sebesar 220V mengalir ke trafo yang kemudian mengubah taraf tegangan AC menjadi 24V. Kemudian mengalir ke dioda. Ketika pada infrared berlogika satu, maka tegangan dari VCC infrared megalir ke relay RL1 sehingga mengaktifkan RL1 dan tegangan pada dioda dapat melalui relay dan menuju motor sehingga motor pun gerak. Selain itu, tegangan VCC infrared juga mengalir ke RL4 sehingga mengaktifkan relay dan tegangan dari baterai akan mengalir ke LED dan LED pun hidup.
Begitupun prinsip kerja PIR, ketika berlogika 1 maka motor bergerak dan mengaktifkan LED. Tegangan dari alternator sebesar 220V mengalir ke trafo yang kemudian mengubah taraf tegangan AC menjadi 24V. Kemudian mengalir ke dioda. Ketika pada infrared berlogika satu, maka tegangan dari VCC infrared megalir ke relay RL1 sehingga mengaktifkan RL1 dan tegangan pada dioda dapat melalui relay dan menuju motor sehingga motor pun gerak. Selain itu, tegangan VCC infrared juga mengalir ke RL4 sehingga mengaktifkan relay dan tegangan dari baterai akan mengalir ke LED dan LED pun hidup.
E.
Rangkaian
[kembali]
F.
Video
[kembali]
G.
Download
file
[kembali]
Download
HTML disini
Download
Proteus disini
Download
Video disini
Download
Datasheet Baterai disini
Download Datasheet Resistor disini
Download Datasheet Alternator disini
Download Datasheet Relay disini
Download Datasheet Dioda disini
Download Datasheet Motor AC disini
Download Datasheet Transformator disini
Download Datasheet LED disini
Download Datasheet Sensor Infrared disini
Download Datasheet Sensor PIR disini
Download
Library IR Sensor disini
Download
Library Sensor PIR disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar