PEMADAM KEBAKARAN DI LABORATORIUM MENGGUNAKAN SENSOR FLAME, MQ-2 DAN MQ-6



A.    Tujuan [Kembali]

       memahami konsep dan prinsip kerja dari sensor mq 2, mq 5 dan flame sensor

       untuk membuat rangkaian sederhana dari aplikasi kontrol pemadam   kebakaran

 

B.     Alat dan Bahan [Kembali]

1.      Sensor flame

sensor yang dapat mendeteksi nilai intensitas dan frekuensi api





2.      Sensor mq-2

digunakan untuk mendeteksi konsentrasi gas yang mudah terbakar di udara.



3.      Sensor mq-6

digunakan untuk mendeteksi lpg, Iso-butane, Propane dengan sensitivitas yang tinggi.



4.      Resistor

Digunakan untuk menghambat arus agar tidak terlalu besar.



 

5.    Transistor NPN

 Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat.



 

6.      Relay

adalah sebuah komponen elektronika yang berupa saklar atau swich.



7.      Buzzer

komponen elektronika yang dapat menghasilkan getaran suara berupa gelombang bunyi.



 

8.      Op-amp

berfungsi sebagai penguat atau amplifier.



9.      LED

Sebagai indikator (Penanda Motor Hidup)



10.  Motor DC

11.  Motor DC adalah jenis motor listrik yang bekerja menggunakan sumber tegangan DC. .



12.  Baterai

adalah sebuah alat yang dapat merubah energi kimia yang disimpannya menjadi energi Listrik yang dapat digunakan oleh suatu perangkat Elektronik.



 

14.  Ground

Berfungsi sebagai penghantar arus listrik langsung ke bumi atau tanah.



 

C.     Dasar Teori  [Kembali]

1.    Sensor flame

merupakan salah satu alat instrument berupa sensor yang dapat mendeteksi nilai intensitas dan frekuensi api dengan panjang gelombang antara 760 nm ~ 1100 nm. 

Dalam suatu proses pembakaran pada pembangkit listrik tenaga uap, flame detector dapat mendeteksi hal tersebut dikarenakan oleh komponen-komponen pendukung dari flame detector. Sensor nyala api ini mempunyai sudut pembacaan sebesar 60 derajat, dan beroperasi normal pada suhu 25 – 85 derajat Celcius.

Cara kerja flame detector mampu bekerja dengan baik untuk menangkap nyala api untuk mencegah kebakaran, yaitu dengan mengidentifikasi atau mendeteksi  nyala apiyang dideteksi oleh keberadaan spectrum cahaya infra red maupun ultraviolet dengan menggunakan metode optic kemudian hasil pendeteksian itu akan diteruskan ke Microprosessor yang ada pada unit flame detector akan bekerja untuk membedakan spectrum cahaya yang terdapat pada api yang terdeteksi tersebut dengan sistem delay selama 2-3 detik pada detektor ini sehingga mampu mendeteksi sumber kebakaran lebih dini dan memungkinkan tidak terjadi sumber alarm palsu.

Spesifikasi:

Output= Digital (D0)
Working voltage: 3.3V to 5V
Output format: Digital output (HIGH/LOW)\
Wavelength detection range: 760nm to 1100nm
Using LM393 comparator
Detection angle: About 60 degrees, particularly sensitive to the flame spectrum
Lighter flame detect distance 80cm



Grafik sensor:



 

2.      Sensor mq-2

Sensor MQ-2 adalah jenis sensor gas yang dapat mendeteksi (sensitiv) LPG, i-butana, alkohol, hidrogen dan asap.

Sensor gas ini tersusun oleh senyawa SnO2 dengan sifat konduktifitas(penghantar) rendah pada udara bersih. Sifat konduktifitas semakin naik jika konsentrasi gas asap semakin tingi di sekitas sensor ini.

Spesifikasi:

1. Catu daya pemanas   :  5V AC/DC 

2. Catu daya rangkaian :  5V DC

3. Range pengukuran    :  200-5000 ppm untuk LPG, 300-5000 ppm untuk butana, 5000-20000 ppm untuk metana, dan 300-5000 ppm untuk hidrogen

4. Keluaran                   :  Analog (perubahan Tegangan

 

Sensor ini dapat mendeteksi konsentrasi gas yang mudah terbakar di udara serta asap dan keluaranya berupa tegangan analog. Sensor ini beroperasi pada suhu -20°C sampai 50°C dan mengkonsumsi arus kurang dari 150 mA pada 5V.

Sensor MQ-2 terdapat 2 masukan tegangan yakni VH dan VC.  VH digunakan untuk tegangan pada pemanas (heater) internal dan VC merupakan tegangan sumber serta memiliki keluaran yang menghasilkan tegangan berupa analog.



grafik mq - 2



3.      Sensor mq-6

Sensor gas MQ-6 ini mempunyai sensitivitas yang kecil terhadap zat alkohol dan asap rokok. Sensor gas MQ-6 merupakan sensor yang mempunyai respon cepat terhadap lpg (Liquid Petroleum Gas), stabil dan tahan lama serta dapat digunakan dalam rangkaian drive yang sederhana. Sensor gas MQ-6 biasa digunakan didalam perlengkapan mendeteksi kebocoran gas dalam kegiatan rumah tangga dan industri, yang cocok untuk mendeteksi lpg, iso-butane, propane, lng, serta menghindari gangguan dari pendeteksian zat Alkohol, asap masakan, dan rokok untuk mengurangi kesalahan pendeteksian.

 

Spesifikasi Sensor MQ-6

A. Kondisi Standar Bekerja

1. Tegangan Sirkuit(Vc) : 5V ± 0.1 AC atau DC
2. Tegangan Pemanasan(Vh) : 5V ± 0.1 AC atau DC
3. Resistansi Load(PL) : 20kΩ
4. Konsumsi Pemanasan(Ph) : kurang dari 750mw

B. Kondisi Lingkungan

1. Suhu Penggunaan : -10 hingga 50
2. Suhu Penyimpanan : -20
hingga 70
3. Kelembapan Terkait : Kurang dari 95% Rh
4. Konsentrasi Oksigen : 21%(Kondisi Standar) konsentrasi oksigen dapat mempengaruhi sensitivitas.

C. Karakteristik Sensitivitas

1. Resistansi Pengindraan(Rs) : 10KΩ- 60KΩ (1000ppm LPG )
2. Kondisi Standar Deteksi : Temp: 20
±2 Vc:5V±0.1 Humidity: 65%±5% Vh: 5V±0.1
3. Jangkauan Deteksi : 200-10000ppm LPG , iso-butane,propane,LNG


      Nilai resistansi MQ-6 adalah perbedaan untuk berbagai jenis dan berbagai konsentrasi gas. Jadi, Bila menggunakan komponen ini, penyesuaian sensitivitas sangat diperlukan. Disarankan untuk mengkalibrasi detektor untuk 1000ppm konsentrasi LPG di udara dan menggunakan nilai resistansi beban (RL) sekitar 20KΩ (10KΩ sampai 47KΩ). Ketika akurat mengukur, titik alarm yang tepat untuk detektor gas harus ditentukan setelah mempertimbangkan pengaruh suhu dan kelembaban.

 

konfigurasi sensor MQ-6



grafik sensor MQ-6




-R0 : Resistansi sensor pada 1000 ppm dari LPG di udara pada kelembapan 33% RH dan suhu 20°C.

-Rs : Resistansi sensor pada 1000 ppm dari gas LPG di udara pada kelembapan dan suhu yang berbeda.

 

 Nilai resistansi MQ-6 adalah perbedaan untuk berbagai jenis dan berbagai konsentrasi gas. Jadi, Bila menggunakan komponen ini, penyesuaian sensitivitas sangat diperlukan. Disarankan untuk mengkalibrasi detektor untuk 1000ppm konsentrasi LPG di udara dan menggunakan nilai resistansi beban (RL) sekitar 20KΩ (10KΩ sampai 47KΩ). Ketika akurat mengukur, titik alarm yang tepat untuk detektor gas harus ditentukan setelah mempertimbangkan pengaruh suhu dan kelembaban

 

4.      Resistor

Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat atau membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkain elektronika. Resistor bersifat resistif dan termasuk salah satu komponen elektronika dalam kategori komponen pasif. Satuan atau nilai resistansi suatu resistor di sebut Ohm dan dilambangkan dengan simbol Omega (Ω). Sesuai hukum Ohm bahwa resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Selain nilai resistansinya (Ohm) resistor juga memiliki nilai yang lain seperti nilai toleransi dan kapasitas daya yang mampu dilewatkannya.




Resistor merupakan salah satu komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk  membatasi arus yang mengalir pada suatu rangkaian dan berfungsi sebagai teminal antara dua komponen elektronika. Tegangan pada suatu resistor sebanding dengan arus yang melewatinya (V = I.R).  Umumnya terdapat 4 Gelang di tubuh Resistor, tetapi ada juga yang 5 Gelang.

Gelang warna Emas dan Perak biasanya terletak agak jauh dari gelang warna lainnya sebagai tanda gelang terakhir. Gelang Terakhirnya ini juga merupakan nilai toleransi pada nilai Resistor yang bersangkutan.

Cicin warna yang terdapat pada resistor terdiri dari 4 ring 5 dan 6 ring warna. Dari cicin warna yang terdapat dari suatu resistor tersebut memiliki arti dan nilai dimana nilai resistansi resistor dengan kode warna yaitu :



 

1.    Resistor 4 gelang warna

Maka cincin ke 1 dan ke 2 merupakan digit angka, dan cincin kode warna ke 3 merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warnake 4 menunjukan nilai toleransi resistor.

2.    Resistor 5 gelang warna

Maka cincin ke 1, ke 2 dan ke 3 merupakan digit angka, dan cincin kode warna ke 4 merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warna ke 5 menunjukan nilai toleransi resistor.

3.    Resistor 6 gelang warna

Resistor dengan 6 cicin warna pada prinsipnya sama dengan resistor dengan 5 cincin warna dalam menentukan nilai resistansinya. Cincin ke 6 menentukan coefisien temperatur yaitu temperatur maksimum yang diijinkan untuk resistor tersebut.

Toleransi resistor merupakan perubahan nilai resistansi dari nilai yang tercantum pada badan resistor yang masih diperbolehkan dan dinyatakan resistor dalam kondisi baik. Toleransi resistor merupakan salah satu perubahan karakteristik resistor yang terjadi akibat operasional resistor tersebut. Nilai toleransi resistor ini ada beberapa macam yaitu resistor dengan toleransi kerusakan 1% (resistor 1%), resistor dengan toleransi kesalahan 2% (resistor2%), resistor dengan toleransi kesalahan 5% (resistor 5%) dan resistor dengan toleransi 10% (resistor 10%).

 

5.    Transistor NPN

 Transistor adalah sebuah komponen elektronika yang digunakan untuk penguat, sebagai sirkuit pemutus, sebagai penyambung, sebagai stabilitas tegangan, modulasi sinyal dan lain-lain. Fungsi transistor juga sebagai kran listrik yang dimana berdasarkan tegangan inputnya, memungkinkan pengalihat listrik yang akurat yang berasal dari sumber listrik.

Pada transistor npn, pergerakan pembawa Arus Negatif (Elektron) melalui wilayah Basis yang merupakan aksi transistor, karena elektron menyediakan hubungan antara sirkuit Collector dan Emitter. Hubungan antara rangkaian Input dan Output, Fitur aksi transistor karena transistor yang memperkuat properti berasal dari kontrol konsekuen yang diberikan oleh Base pada Collector ke Emitter.



Arus transistor dalam transistor NPN bipolar adalah rasio dari dua arus ini (Ic/ Ib), disebut Gain Arus DC dan simbol dari HFE atau sekarang Beta (β). Nilai β hingga 200 untuk transistor standar, Rasio antara Ic dan Ib menjadi penguat ketika digunakan diwilayah aktif karena Ib menyediakan Input dan Ic Output.

Arus Gain transistor terminal Kolektor dan Emitor, Ic/Ie, disebut Alpha (α), dan merupakan fungsi dari transistor (elektron menyebar di persimpangan). Karena arus emitor adalah jumlah dari arus basis yang sangat kecil ditambah arus kolektor yang sangat besar, nilai alfa (α), dan untuk transistor sinyal daya rendah khas, nilai ini berkisar 0,950 ke 0,999.

 

Hubungan α dan β dalam Transistor NPN



 

 

6.      Relay

Relay merupakan komponen elektronika electromechanical yang berbentuk dalam sebuah saklar atau switch yang beroperasi dalam listrik yang terdiri dari dua bagian yaitu Coil yang disebut (elektromagnetik) dan komponen kontak switch atau saklar yang disebut mekanik.




 

Relay juga memiliki 4 fungsi saat di aplikasikan kedalam rangkaian elektronika.

1.    Fungsi relay saat berada di rangkaian elektronika adalah untuk mengendalikan sirkuit listrik yang bertegangan tinggi dengan memanfaatkan bantuan signal tegangan rendah.

2.    Untuk mengendalikan logic function atau menjalankan fungsi logika.

3.    Memberi fungsi waktu jeda atau function time delay.

4.    Untuk melindungi komponen motor dan komponen lain dari konslet atau kelebihan tegangan yang diakibatkan hal tertentu.



Ada 2 jenis kontak point dari Relay

1.    NC (Normally Close) merupakan kondisi awal sebelum relay diaktifkan dan posisi berada dalam keadaan tertutup (close).

2.    NC (Normally Open) merupakan kondisi awal sebelum relay diaktifkan dan posisi berada dalam keadaan terbuka (open).

 

Relay di atas menggambarkan, iron core (sebuah besi) yang dililit oleh sebuah kumparan coil difungsikan mengendalikan besi iron core tersebut. Saat kumparan diberi arus listrik maka yang terjadi akan menimbulkan gaya elektromagnet yang selanjutnya akan menarik armature untuk pindah yang sebelumnya NC akan menjadi NO menjadikan saklar tersebut menghantarkan arus listrik di posisi NO. dan posisi armature yang sebelumnya NC akan menjadi terbuka (OPEN) yang artinya tidak terhubung. Saat sudah tidak digunakan dan tidak diberi aliran listrik maka armature tersebut akan kembali lagi ke posisi awal NC (Normaly Close) yang artinya tertutup. Sebuah coil yang dipakai untuk menarik contack point dari terbuka menjadi tertutup atau sebaliknya hanya membutuhkan arus listrik yang kecil.

7.      Buzzer

Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loudspeaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat (alarm).


 

8.      Op-amp

Penguat operasional atau yang dikenal sebagai Op-Amp merupakan suatu rangkaian terintegrasi atau IC yang memiliki fungsi sebagai penguat sinyal, dengan beberapa konfigurasi. Secara ideal Op-Amp memiliki impedansi masukan dan penguatan yang tak berhingga serta impedansi keluaran sama dengan nol. Dalam prakteknya, Op-Amp memiliki impedansi masukan dan penguatan yang besar serta impedansi keluaran yang kecil.


Op-Amp memiliki beberapa karakteristik, diantaranya:

1.    Penguat tegangan tak berhingga (AV = )

2.    Impedansi input tak berhingga (rin = )

3.    Impedansi output nol (ro = 0) d. Bandwidth tak berhingga (BW = )

4.    Tegangan offset nol pada tegangan input (Eo = 0 untuk Ein = 0)


Grafik input dan output op-amp


9.      LED

Light Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED adalah komponen elektronika yang dapat memancarkan  cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor.




Cara kerjanya pun hampir sama dengan Dioda yang memiliki dua kutub yaitu kutub Positif (P) dan Kutub Negatif (N). LED hanya akan memancarkan cahaya apabila dialiri tegangan maju (bias forward) dari Anoda menuju ke Katoda. Terminal anoda adalah kaki yang lebih panjang sedangkan tterminal katoda memiliki kaki lebih pendek.

Masing-masing  warna LED (Light Emitting Diode) memerlukan tegangan maju (Forward Bias) untuk dapat menyalakannya.



 

10.  Motor DC

Motor Listrik DC atau DC Motor adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik menjadi energi kinetik atau gerakan (motion). Motor DC ini juga dapat disebut sebagai Motor Arus Searah. Seperti namanya, DC Motor memiliki dua terminal dan memerlukan tegangan arus searah atau DC (Direct Current) untuk dapat menggerakannya. Motor Listrik DC ini biasanya digunakan pada perangkat-perangkat Elektronik dan listrik yang menggunakan sumber listrik DC seperti Vibrator Ponsel, Kipas DC dan Bor Listrik DC.

Pada prinsipnya motor listrik DC menggunakan fenomena elektromagnet untuk bergerak, ketika arus listrik diberikan ke kumparan, permukaan kumparan yang bersifat utara akan bergerak menghadap ke magnet yang berkutub selatan dan kumparan yang bersifat selatan akan bergerak menghadap ke utara magnet. Saat ini, karena kutub utara kumparan bertemu dengan kutub selatan magnet ataupun kutub selatan kumparan bertemu dengan kutub utara magnet maka akan terjadi saling tarik menarik yang menyebabkan pergerakan kumparan berhenti.



Motor DC juga relatif mahal dibanding motor AC. Hubungan antara kecepatan, flux medan dan tegangan kumparan motor DC ditunjukkan dalam persamaan berikut :

Gaya elektromagnetik :      E = K Φ N

Torque :                             T = K Φ Ia

Dimana:

E =gaya elektromagnetik yang dikembangkan pada terminal kumparan motor DC (volt)

Φ = flux medan yang berbanding lurus dengan arus medan.

N = kecepatan dalam RPM (putaran per menit)

T = torque electromagnetik

Ia = arus kumparan motor DC

K = konstanta persamaan

 

11.  Baterai

Baterai atau elemen kering adalah salah satu alat listrik yang berfungsi sebagai penyimpan energi listrik dan mengeluarkan tegangan dalam bentuk listrik sebagal sumber tegangan). Simbol baterai pada suatu rangkaian listrik dengan tegangan DC atau rangkaian elektronika.




Baterai  terdiri dari Terminal Positif( Katoda) dan Terminal Negatif (Anoda) serta Elektrolit yang berfungsi sebagai penghantar. Output Arus Listrik dari Baterai adalah Arus Searah atau disebut juga dengan Arus DC (Direct Current).


Pada umumnya, Baterai terdiri dari 2 Jenis utama yakni:

         Baterai Primer  (single use battery)

adalah baterai yang hanya dapat digunakan sekali menggunakan reaksi kimia yang tidak dapat dibalik (irreverable reaction). pada umumnya dijual adalah bateral yang bertegangan istrik 1,5 volt.

 

         Baterai Sekunder (rechargeable battery)

adalah baterai yang dapat di ulang menggunakan reaksi kimia yang bersifat dapat dibalik (reversible reaction) blasaliya digunakan pada telepon genggam.

 

Baterai sebagai alat untuk menyimpan energi listrik sekaligus sumber tegangan (Catu daya DG) tentu saja juga memiliki nilai hambatan atau resistansi. nilai hambatan tersebut dapat diketahui dengan cara melakukan pengukuran arus dan tegangan pada catu daya tersebut.


Dengan data pengukuran tegangan dan arus maka tabel daya dapat dia dengan menggunakan persamaan berikut:

P = V x I

 

Keterangan :

P = Daya (W)

V = Tegangan yang terukur (V)

I = Arus yang terukur (I)

 

12.  Ground

Ground adalah suatu sistem instalasi listrik untuk melepaskan muatan listrik berlebih dengan cara mengalirkannya ke tanah. Ground betujuan sebagai pelindung terhadap penggunaan peralatan listri pada saat terjadi hal-hal berikut:

         Kebocoran arus listrik

         Terjadinya induksi tegangan listrik

         Isolasi yang kurang baik

         Melindungi dari listrik statis

         Melindungi dari tegangan tinggi khususnya petir

         Sebagai acuan pengukuran tegangan


D.    Prosedur Percobaan  [Kembali]

aplikasi pemadam kebakaran ini memiliki prinsip kerja yaitu di saat kedua sensor gas yaitu senor mq-2 dan mq-6 (atau logictate = 1) mendeteksi adanya gas maka arus akan mengalir menuju relay sehingga menybabkan relay menjadi aktif dan arus mengalir menuju led dan buzzer sehingga membuat led hidup dan buzzer berbunyi.

dan untuk sensor api (flame sensor) apabila terdeteksi api oleh sensor atau logicstate bernilai satu maka arus akan mengalir menuju relay dan menyebabkan adanya arus menuju motor dan led sehingga motor menjadi bergerak dan led hidup.

 

E.     Rangkaian [Kembali]




F.      Video [Kembali]

 


G.    Download file [Kembali]

Download HTML Disini

Download Proteus Disini

Download Video Disini

Download Datasheet Sensor Flame Disini

Download Datasheet Sensor MQ-2 Disini

Download Datasheet Sensor MQ-6 Disini

Download Datasheet Resistor Disini

Download Datasheet Transistor Disini

Download Datasheet Relay Disini

Download Datasheet Buzzer Disini

Download Datasheet Op-Amp Disini

Download Datasheet LED Disini

Download Datasheet Motor DC Disini

Download Datasheet Baterai Disini

Download Datasheet Ground Disini


 

 

 

 








Tidak ada komentar:

Posting Komentar